Globalisasi: bagaimana hal ini telah mempengaruhi pendidikan Filipina dan Lainnya.



Pendidikan sebelum abad ke-20 pernah diperlakukan sebagai suatu fenomena dalam negeri dan lembaga guna belajar pernah diperlakukan sebagai lembaga lokal. Sebelum abad ke-20, pendidikan seringkali terbatas di dalam batas negara, secara khusus dimaksudkan guna konsumsi penduduk setempat. Sarjana atau mahasiswa tidak perlu mengerjakan perjalanan mil jauhnya dari negara asal mereka guna belajar dan guna mendapatkan kemampuan yang mereka butuhkan dalam rangka untuk mengarungi jalan opsi karir mereka. Di samping itu, perbatasan Nasional bermanfaat sebagai dinding tak tertembus atas nama kedaulatan. Mendapatkan gelar sarjana dan kemampuan yang terdapat dengan itu melulu untuk destinasi pelayanan nasionalistik ke di antara tanah asal. Di samping itu, pengetahuan mengenai lembah dan lautan yang mengelilingi peta dunia, pun bahasa asing dan rezim politik internasional tidak terlampau penting. Pertukaran Antarbudaya tidak besar dan canggih, andai tidak rumit. Penerimaan dan pemahaman mengenai keragaman kebiasaan tidak ditekan pada siapa pun, serta godaan guna berpartisipasi dalam dunia yang saling bersangkutan secara global. Dengan kata lain, sebelum abad ke-20, kegiatan skolastik mayoritas sederhana dan diberi batas di lokal, domestik, di dekatnya. Mereka diberi batas untuk desa sendiri, satu distrik sendiri, satu negara sendiri. Seorang mahasiswa mempunyai lingkungan sendiri sebagai tempat di mana ia bakal lahir, guna dididik, dan lantas untuk melayani-desa lokal yang ialah rumahnya, komunitasnya, negaranya.

Namun demikian, dunia sudah berada dalam suasana konstan fluks. Pada abad ke-20 dan seterusnya, gejala yang dinamakan globalisasi bangkit dan menjadi kata kunci. Apa juga yang sehubungan dengan istilah globalisasi dikaitkan dengan modernisasi, atau apa juga yang up-to-date, andai tidak lebih baik. Bagian dan paket dari kecenderungan ini ialah kedatangan dan kekuatan yang tak tertahankan teknologi informasi dan informasi booming melalui keganjilan internet. Gagasan kosmopolitanisme-rasa seluruh umat manusia, terlepas dari ras, keyakinan, gender, dan sebagainya, hidup di suatu apa yang dinamakan desa global-adalah di antara indikator utama globalisasi. Di samping itu, media internasional serta perniagaan dan investasi sudah tak terkendali dan sudah terjadi dalam alam transnasional. Akhirnya, globalisasi sudah melibatkan gerakan tak terkendali sarjana, buruh, dan migran bergerak dari satu tempat ke yang beda dalam menggali pekerjaan yang lebih baik dan situasi kehidupan.

Rupanya, globalisasi tampaknya merangkum semua, yang memprovokasi semua bidang kehidupan manusia, dan tersebut termasuk pendidikan. Salah satu indikatornya ialah munculnya edukasi internasional sebagai suatu konsep. Internasionalisasi edukasi diwujudkan dengan slogan-frase laksana The Global Schoolhouse, semua dunia kelas, satu kampus besar yang Eropa, think global. Bertindak lokal, dan Go Barat. Siswa dari semua dunia sudah diyakinkan guna belajar mengenai dunia dan guna mengatasi peradaban teknologi, andai tidak menjadi penduduk negara dunia. Di samping itu, globalisasi dan edukasi internasional yang bermain, misalnya, ketika berkata tentang Singapura yang dicap sebagai pengetahuan ibukota Asia, mengindikasikan negara kota sebagai salah satu Powerhouses akademik dunia; De la Salle University di Manila, Filipina masuk ke dalam Perjanjian dan hubungan eksternal dengan sejumlah universitas di distrik Asia laksana Universitas Waseda Jepang dan Taiwan Soochow University guna kemitraan dan dukungan; pembentukan kampus atau satelit di Singapura dari Universitas Amerika dan Australia laksana University of Chicago dan University of New South Wales, masing-masing; gelar online program yang ditawarkan untuk seorang ibu lokasi tinggal tangga yang energik untuk memperoleh sejumlah pendidikan meskipun dia sedang diduduki dengan tugas keibuan; murid yang memungut semester atau program studi di luar negeri; dan kesudahannya permintaan guna belajar bahasa Inggris-lingua franca dunia akademik dan bisnis modern-oleh penceramah non-tradisional, laksana Cina, Jepang, dan murid Korea mengerahkan upaya guna belajar bahasa untuk mengisi syarat untuk suatu tempat di Universitas dan lokasi kerja berbahasa Inggris. Rupanya, Semua ini mempromosikan edukasi internasional, meyakinkan semua calon konsumen bahwa di hari ini sedang dilangsungkan hiruk-pikuk kompetisi, kekuatan ampuh untuk menambah investasi diri seseorang ialah untuk meninggalkan lokasi tinggal mereka, terbang ke negara lain, dan memungut kursus yang relevan secara internasional. Memang, globalisasi dan edukasi internasional sudah sama sekali mendorong murid untuk mengenal dunia mereka lebih baik dan untuk tercebur dengan lebih.
Filipina ialah negara dunia ketiga yang sangat diprovokasi oleh negara maju laksana Amerika Serikat. Globalisasi barangkali telah mempengaruhi urusan tersebut secara positif dalam sejumlah hal, tetapi mayoritas dari efek sudah bersandar pada merugikan Filipinos. Globalisasi sudah terutama memprovokasi tidak melulu sistem edukasi negara namun bahkan di luar itu-secara ekonomi dan sosial. Ini termasuk menghabiskan otak, penurunan kualitas dalam pendidikan sebab keuntungan, surplus tenaga kerja, kerentanan pekerja di luar negeri, dan penurunan nilai keluarga.

Untuk satu, Filipina ialah negara buruh migran. Fenomena ini mengantarkan buruh (juga dikenal sebagai Overseas Filipina Workers atau OFWs) di luar negeri guna bekerja dan mengirim duit kembali ke lokasi tinggal telah diintensifkan oleh globalisasi. Otak menguras-atau perpindahan yang berbakat dan terampil penduduk negara mentransfer ke negara seringkali dikembangkan untuk kegiatan yang lebih baik dan situasi hidup-adalah di antara masalah yang telah dinaikkan oleh globalisasi. Kebijakan luar negeri Filipina mengenai diplomasi buruh dibuka pada tahun 1970-an ketika eskalasi harga minyak mengakibatkan booming dalam kontrak buruh migran di Timur Tengah. Pemerintah diktator Ferdinand Marcos, dari pertengahan 1960-an hingga pertengahan 1980-an, melihat peluang untuk mengekspor pemuda kiri menganggur oleh ekonomi stagnan dan menegakkan sistem untuk menata dan mendorong arus terbit tenaga kerja. Skenario ini telah mengakibatkan Filipinos guna belajar kursus laksana menyusui yang akan menyelamatkan mereka bekerja di luar negeri daripada di negara asal mereka. Selama lebih dari 25 tahun, ekspor tenaga kerja sedangkan seperti perawat, insinyur, praktisi teknologi informasi, pengasuh, penghibur, penolong rumah tangga, pekerja pabrik, pekerja konstruksi, dan pelaut dikirim ke luar negeri guna dipekerjakan. Sebagai imbalannya, perekonomian Filipina sudah diuntungkan melewati pengiriman duit moneter yang dikirim oleh OFWs ini. Pada kuartal terakhir 2010, ekonomi Filipina mendapat  sekitar $18.760.000.000 dalam ekspedisi uang yang mayoritas berasal dari OFWs yang berbasis di Amerika Serikat, Arab Saudi, Inggris, Jepang, Uni Emirat Arab, Singapura, Italia, Jerman, dan Norwegia.

Kedua, permintaan untuk kegiatan luar negeri oleh semua profesional Filipina telah memprovokasi kualitas sistem edukasi lokal dalam format Fly-by-Night, sekolah di bawah standar yang melulu ditujukan untuk menggali keuntungan. Seorang legislator Filipina, Edgardo Angara, pernah menyiarkan keprihatinannya atas penyebaran tidak sedikit sekolah yang menawarkan kursus yang dipercayai dituntut di luar negeri dan pendidikan berbobot | berbobot | berkualitas yang menurun. Angara meneliti bahwa Filipina mempunyai terlalu tidak sedikit akses edukasi versus kualitas pendidikan. Misalnya, untuk masing-masing lima kilometer di negeri ini, terdapat sekolah perawat, sekolah komputer, sekolah memberi perawatan, dan sekolah kosmetik. Angara menyarankan supaya anggota parlemen dan pendidik mesti menemukan rumus bahagia untuk edukasi berkualitas.

Ketiga, surplus tenaga kerja ialah efek mencekam lain dari globalisasi. Pada 2008, gejala menguras benak mulai mereda di Filipina. Periode ini ialah ketika Amerika Serikat mulai merasakan gejolak finansial yang menular, mengenaskan negara di semua dunia yang tergantung pada perekonomian. Di Filipina, telah mengasumsikan bahwa permintaan guna perawat sudah mati turun sebab kebutuhan untuk mereka sudah diisi. Sebagai contoh, Amerika Serikat telah menyimpulkan bahwa bukan outsourcing perawat Asing, mereka sudah terpaksa mempekerjakan karyawan lokal untuk meminimalisir masalah lokal bertambahnya pengangguran. Akibatnya, insiden ini sudah surut gejala mayoritas mahasiswa Filipina memungut perawatan. Dan hasil yang disayangkan ialah surplus tenaga kerja alumni Keperawatan. Dilema ini yang telah diakibatkan oleh negara dunia ketiga laksana Filipina berjuang untuk menanggulangi fitur globalisasi arus terbit tenaga kerja sudah meninggalkan Filipinos pada whammy ganda. Lebih dari 287.000 alumni Keperawatan ketika ini baik pengangguran atau dipekerjakan di kegiatan di samping menyusui. Lulusan Keperawatan ketika ini menderita ketidakcocokan pekerjaan, memungut pekerjaan yang bertolak belakang dari bidang spesialisasi mereka laksana bekerja guna Call Center, melayani sebagai tutor bahasa Inggris, andai tidak tersisa menganggur sebab rumah sakit Filipina mempunyai sedikit atau tidak terdapat Lowongan sama sekali yang seharusnya ditempati oleh sebanyak besar alumni Keperawatan. Di samping itu, semua profesional ini diterima oleh lokasi tinggal sakit atau klinik sebagai relawan dengan tidak banyak atau tidak ada guna moneter, atau sebagai peserta pelatihan yang diberi beban dengan kepandaian paksa menunaikan rumah sakit guna pelatihan mereka.

Keempat, suatu dilema bahwa globalisasi sudah terbebani Filipina ialah kerentanan pekerja di luar negeri. Sebagai contoh, Arab Saudi, Yaman, Uni Emirat Arab, dan Taiwan, tidak mempunyai pilihan di samping untuk membebastugaskan dan membalikkan pekerja tamu Filipina mereka dalam suasana krisis finansial global. Selanjutnya, ancaman Saudization ialah keprihatinan kini di Filipina ketika ini. Saat ini, selama 1.400.000 OFWs di Arab Saudi berada terancam kehilangan kegiatan mereka sebab bangsa Arab ialah melaksanakan program Saudization yang bakal memprioritaskan penduduk Arab mereka guna pekerjaan. Sampai ketika ini, dengan lebih dari 1.500.000 OFWs, Arab Saudi ialah negara yang memiliki fokus terbesar OFWs. Ini ialah penyewa terbesar Filipina pekerja dan mempunyai penduduk Filipina terbesar di Timur Tengah. Seperti Arab Saudi host beberapa besar OFWs, masalah ini pekerja Filipina kehilangan kegiatan mereka dan pulang ke tanah air mereka di mana peluang kerja langka ialah ancaman nasional. Lebih jauh lagi, ketidakstabilan Nasional ketika ini di negara laksana Suriah dan Libya telah menakut-nakuti kehidupan OFWs, yang masih sudah memilih untuk bermukim di lokasi kerja asing mereka karena dalil ekonomi yang mereka menemukan mutu vis-à-vis keselamatan mereka.

Akhirnya, globalisasi sudah menghasilkan ongkos sosial yang melibatkan tantangan untuk keluarga Filipina. Memiliki ikatan family dekat, family Filipina mengorbankan dan memperhitungkan sejumlah besar sumber daya finansial dalam rangka untuk menyokong kerabat mereka. Orang tua Filipina memiliki kepercayaan bahwa melewati pendidikan, anak mereka dipastikan dengan masa mendatang yang menjanjikan dan menjangkau kehidupan yang layak. Dengan demikian, menilik peluang kerja yang terbatas di Filipina yang tidak bisa mendukung keperluan keluarga, di antara atau kedua orang tua pergi guna bekerja di luar negeri. Akibatnya, Filipina anak, meskipun tujuan edukasi mereka dan kesejahteraan yang berkelanjutan, mesti bertahan hidup dengan di antara atau kedua orang tua menjauh dari mereka. Mereka lantas harus berurusan dengan hidup dengan anggota family yang diperpanjang laksana bibi, paman atau kakek nenek yang ditinggalkan guna mengurus mereka. Hal ini sudah merampas anak Filipina sokongan dan tuntunan orangtua sebab mereka diceraikan dari anggota utama family mereka.

Pada kenyataannya, meskipun family Filipina sudah mengalami guna moneter dari anggota keluarga menarik keluar diri dari negara guna bekerja di luar negeri, kecenderungan ini belum dinikmati oleh beberapa besar Filipinos. Yang termiskin dari orang kurang mampu tidak dapat meninggalkan dan bekerja di luar negeri. Juga, dengan kekuatan pasar volatile, nilai dolar AS yang dipakai sebagai mata duit gaji OFW vacillating, bertambahnya harga gas dan ongkos tol di jalan Raya, dan terus lonjakan ongkos hidup di Filipina, pada umumnya, globalisasi telah merintangi pertumbuhan ekonomi jangka panjang untuk negara, dengan massa menderita banyak. Di samping itu, dengan modal insan dan pengetahuan teknologi yang penting untuk pertumbuhan, Filipina menderita dengan globalisasi dengan kehilangan semua profesional ke negara maju yang, di sisi lain, kawakan "otak gain ".

Memang, globalisasi mempunyai efek positif dan negatif, namun dalam permasalahan Filipina, tersebut lebih pada negatif. Hal ini dibetulkan untuk menuliskan bahwa globalisasi ialah "proses tidak merata " dan bahwa sangat tidak berkembang negara tidak tumbuh secara signifikan dalam cerah globalisasi. Mereka yang mayoritas diuntungkan ialah negara yang makmur dan berkuasa di dunia Barat dan Asia Timur.

Filipina pernah dirasakan sebagai "ibukota pengetahuan" Asia ", terutama sekitar tahun 1960-an dan 1970-an. Sistem pendidikannya yang lebih tinggi ditandai dengan standar tinggi yang seimbang dengan negara tetangganya, ongkos kuliah yang jauh lebih rendah, dan pemakaian bahasa Inggris yang berpengaruh sebagai medium pengajaran. Filipina, akibatnya, dapat membujuk semua siswa dari negara tetangganya, laksana orang Cina, Thailand, dan Korea. Namun, ketika ini, gambar ini sekali optimis kini telah digantikan oleh satu suram karena sejumlah masalah yang sudah lama dihadapkan sistem seperti perkiraan salah urus, kualitas buruk, dan ketidakcocokan pekerjaan, sampai-sampai secara serius memprovokasi konsumen dan produk akhir -mahasiswa Filipina. Membuat suasana menjadi lebih buruk ialah globalisasi memprovokasi lulusan Universitas Filipina dengan memikat mereka guna memilih guna bekerja di luar negeri sebab manfaat moneter yang lebih banyak vis-à-vis kerugian meninggalkan family mereka kembali dan tidak melayani seninya . Sekarang bahwa dunia sedang merasakan gejolak keuangan, semua pekerja Filipina lantas akan mesti menanggulangi efek mencekam ini globalisasi.

Boston College Center guna Direktur edukasi tinggi internasional dan berpengalaman pendidikan internasional Philip Altbach menegaskan dalam artikelnya "perspektif pada edukasi tinggi internasional " bahwa bagian globalisasi di edukasi tinggi luas dan multifaset. Jelas indikator globalisasi tren di edukasi tinggi yang mempunyai implikasi lintas-nasional ialah sebagai berikut:

1. aliran mahasiswa mengarungi perbatasan;
2. cabang internasional dan kampus lepas pantai dotting lanskap, khususnya di negara berkembang dan berpenghasilan menengah;
3. di perguruan tinggi dan Universitas Amerika, program yang bertujuan untuk menyerahkan perspektif internasional dan kemampuan lintas-budaya yang paling populer;
4. edukasi tinggi massal;
5. pasar global guna mahasiswa, dosen, dan personil berpendidikan tinggi; Dan
6. cakupan global baru ' berbasis Internet ' teknologi.

Di samping itu, Asosiasi Eropa berpengalaman pendidikan internasional S. Caspersen menyokong internasionalisasi yang memprovokasi bidang berikut: kurikulum, pelatihan bahasa, studi dan pelatihan di luar negeri, melatih dalam bahasa asing, menerima Mahasiswa Asing, mempekerjakan staf asing dan guru tamu, meluangkan bahan ajar dalam bahasa asing, dan penyediaan internasional pH. D. siswa. Namun demikian, destinasi globalisasi "satu-ukuran-cocok-semua " kebiasaan yang akan mempermudah transaksi internasional tampaknya tidak berlaku untuk seluruh bangsa di dunia. Dalam ucapan ekonom pemenang Nobel Joseph Stiglitz, globalisasi ialah efek dualistik di alam. Globalisasi tersebut sendiri tidak baik atau buruk. Ini mempunyai kekuatan guna melakukan kebajikan besar. Tetapi di mayoritas dunia, globalisasi tidak membawa guna yang sebanding. Bagi tidak sedikit orang, tampaknya lebih dekat ke bencana yang tidak bisa diatasi. Dalam kitab 2007 Andrew Green, "pendidikan dan pengembangan di era global: strategi guna ' berhasil Globalisation ' ", ia menegaskan bahwa optimis bakal merujuk pada timbulnya harimau Asia Timur-Jepang, Cina, dan Korea Selatan-sebagai globalisasi cerita sukses. Tapi ini melulu minoritas dari 200 bangsa di dunia. Mayoritas sudah tetap dalam kondisi mereka berkembang, salah satu ini ialah Filipina.

Dalam hal edukasi internasional yang dicermati di Filipina, Universitas sudah dimasukkan dalam tujuan dan visi mereka nilai molding alumni menjadi profesional kompetitif global. Di samping itu, Universitas Filipina telah merasakan internasionalisasi melibatkan perekrutan akademisi asing dan mahasiswa dan kolaborasi dengan Universitas di luar negeri. Pelatihan bahasa Inggris pun telah diintensifkan, dengan bahasa yang dipakai sebagai medium pengajaran di samping dari bahasa Filipina yang berlaku. Akhirnya, Filipina edukasi tinggi, selama mula abad ke-21, sudah didukung dengan menawarkan perawatan dan teknologi informasi kursus sebab permintaan dari negara asing guna lulusan ini.

Dalam urusan mobilitas siswa, meskipun menemukan pelatihan internasional melewati belajar di luar negeri laksana di Amerika Serikat dirasakan mengesankan, andai tidak unggul, oleh banyak sekali Filipinos, usulan kepraktisan ialah mengganti untuk sebagian besar siswa. Studi-luar negeri usaha tidak populer di kalangan generasi ketika ini siswa. Pandangan yang khas ialah bahwa urusan tersebut tidak praktis guna belajar di luar negeri jelas sebab biaya-biaya kuliah, ongkos hidup, akomodasi, dan tiket pesawat. Meskipun pertolongan keuangan barangkali tersedia, mereka paling terbatas. Mungkin ada sejumlah universitas yang menawarkan pengetahuan akademis Merit atau akademik, beasiswa bakat, beasiswa atletik, melatih asisten, Asisten penelitian, sarat atau beberapa keringanan ongkos kuliah, tapi sebetulnya ada tidak pasti tidak sedikit uang siswa. Rupanya, edukasi internasional dicerna sebagai isu global, komoditas global, dan di atas semua, hak istimewa-dan sebab itu, tersebut bukan untuk seluruh orang. Oleh sebab itu, belajar di Amerika ialah pilihan hanya untuk mereka yang dapat untuk membayar ongkos yang dibutuhkan dalam belajar di luar negeri.



Sistem pendidikan Montessori dan keinginan untuk belajar

 
 

Dalam pedagogi dari ditindas, Paulo Freire berbicara tentang apa yang ia sebut sistem perbankan pendidikan. Dalam sistem perbankan siswa dipandang sebagai objek di mana guru harus menempatkan informasi. Siswa tidak bertanggung jawab atas kognisi apapun; siswa harus hanya menghafal atau menginternalisasi apa yang guru katakan padanya. Paulo Freire sangat menentang sistem perbankan. Dia berpendapat bahwa sistem perbankan adalah sistem kontrol dan bukan sistem yang dimaksudkan untuk berhasil mendidik. Dalam sistem perbankan, guru dimaksudkan untuk membentuk dan mengubah perilaku para siswa, terkadang dengan cara yang nyaris menyerupai pertarungan. Guru mencoba untuk memaksa informasi menuruni tenggorokan siswa bahwa siswa mungkin tidak percaya atau peduli tentang.Proses ini akhirnya menyebabkan sebagian besar siswa untuk tidak menyukai sekolah. Hal ini juga membawa mereka untuk mengembangkan perlawanan dan sikap negatif terhadap pembelajaran pada umumnya, ke titik di mana kebanyakan orang tidak akan mencari pengetahuan kecuali diperlukan untuk kelas di kelas. Freire berpikir bahwa satu-satunya cara untuk memiliki pendidikan yang nyata, di mana siswa terlibat dalam kognisi, adalah untuk mengubah dari sistem perbankan menjadi apa yang didefinisikan sebagai masalah-berpose pendidikan. Freire menggambarkan bagaimana masalah-sistem pendidikan yang berpose bisa bekerja dalam pedagogi dari ditindas dengan mengatakan, "siswa, karena mereka semakin berpose dengan masalah yang berkaitan dengan diri mereka sendiri di dunia dan dengan dunia, akan merasa semakin tertantang dan menanggapi tantangan itu. Karena mereka memahami tantangan yang saling terkait dengan masalah lain dalam konteks Total bukan sebagai pertanyaan teoritis, pemahaman yang dihasilkan cenderung semakin kritis dan dengan demikian terus-menerus kurang teralienasi "(81). Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh dokter dan pendidik Italia Maria Montessori menyajikan yang teruji dan efektif bentuk masalah-berpose pendidikan yang membawa para siswa untuk meningkatkan keinginan mereka untuk belajar sebagai lawan untuk menghambat itu.

Freire menyajikan dua masalah utama dengan konsep perbankan. Yang pertama adalah bahwa dalam konsep perbankan mahasiswa tidak perlu aktif secara kognitif. Siswa dimaksudkan untuk hanya menghafal dan mengulangi informasi, bukan untuk memahaminya. Ini menghambat kreativitas siswa, menghancurkan minat mereka pada subjek, dan mengubahnya menjadi pelajar pasif yang tidak mengerti atau percaya apa yang diajarkan kepada mereka tetapi menerima dan mengulanginya karena mereka tidak memiliki pilihan lain. Kedua dan lebih dramatis konsekuensi dari konsep perbankan adalah bahwa hal itu memberikan kekuatan besar bagi mereka yang memilih apa yang diajarkan untuk menindas mereka yang berkewajiban untuk mempelajarinya dan menerimanya. Freire menjelaskan bahwa masalah terletak pada bahwa guru memegang semua kunci, memiliki semua jawaban dan melakukan semua pemikiran. Pendekatan Montessori untuk pendidikan tidak tepat sebaliknya. Itu membuat siswa melakukan semua pemikiran dan pemecahan masalah sehingga mereka sampai pada kesimpulan mereka sendiri. Para guru hanya membantu membimbing siswa, tetapi mereka tidak memberitahu siswa apa yang benar atau salah atau bagaimana masalah dapat dipecahkan.

Dalam sistem Montessori, bahkan jika siswa menemukan cara untuk memecahkan masalah yang lebih lambat atau kurang efektif daripada cara mekanis pemecahan masalah standar, guru tidak akan campur tangan dengan proses siswa karena cara ini siswa belajar untuk menemukan solusi oleh dirinya sendiri dan untuk memikirkan cara-cara kreatif untuk bekerja pada masalah yang berbeda.

Sistem pendidikan di Amerika Serikat, terutama dari sekolah dasar sampai akhir sekolah tinggi, hampir identik dengan pendekatan perbankan untuk pendidikan bahwa Freire dijelaskan. Selama sekolah tinggi sebagian besar dari apa yang siswa lakukan adalah duduk di kelas dan mencatat. Mereka kemudian dinilai pada seberapa baik mereka menyelesaikan pekerjaan rumah dan proyek dan akhirnya mereka diuji untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mereproduksi atau menggunakan pengetahuan yang diajarkan. Sebagian besar waktu siswa hanya reseptor informasi dan mereka tidak mengambil bagian dalam penciptaan pengetahuan. Cara lain di mana sistem pendidikan AS praktis identik dengan sistem perbankan pendidikan adalah sistem penilaian. Nilai siswa sebagian besar mencerminkan seberapa banyak mereka mematuhi ide guru dan berapa banyak mereka bersedia mengikuti arah. Nilai mencerminkan tunduk pada otoritas dan kemauan untuk melakukan apa yang dikatakan lebih dari mereka mencerminkan kecerdasan seseorang, minat di kelas, atau pemahaman tentang materi yang sedang diajarkan. Misalnya, dalam sebuah kelas pemerintah di Amerika Serikat seorang mahasiswa yang tidak setuju bahwa demokrasi perwakilan lebih unggul dari bentuk lain pemerintah akan melakukan lebih buruk daripada mahasiswa yang hanya menerima bahwa demokrasi perwakilan lebih baik daripada langsung demokrasi, sosialisme, komunisme, atau bentuk lain dari sistem sosial. Sistem pendidikan AS menghargai mereka yang setuju dengan apa yang diajarkan dan menghukum mereka yang tidak.

Selain itu, siswa enggan mempertanyakan dan melakukan pemikiran mereka sendiri. Karena sifat berulang dan hambar dari sistem pendidikan kita, kebanyakan siswa tidak menyukai sekolah tinggi, dan jika mereka melakukannya dengan baik pada pekerjaan mereka, itu hanya untuk tujuan mendapatkan nilai sebagai lawan untuk belajar atau mengeksplorasi ide baru.

Metode Montessori menganjurkan pengajaran berbasis anak, membiarkan siswa menguasai pendidikan mereka sendiri. Dalam E. M berdiri revolusi Montessori dalam pendidikan, berdiri mengatakan bahwa metode Montessori "adalah sebuah metode yang didasarkan pada prinsip kebebasan dalam lingkungan yang disiapkan " (5). Studi yang dilakukan pada dua kelompok siswa dari usia 6 dan 12 membandingkan mereka yang belajar di Montessori kepada mereka yang belajar di lingkungan sekolah standar menunjukkan bahwa meskipun sistem Montessori tidak memiliki sistem penilaian dan tidak ada beban kerja wajib, itu juga sebagai s sistem tandard dalam bahasa Inggris dan ilmu sosial; Tapi siswa Montessori melakukan jauh lebih baik dalam matematika, ilmu pengetahuan, dan pemecahan masalah. Sistem Montessori memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplorasi minat dan keingintahuan mereka secara bebas. Karena ini sistem Montessori mendorong siswa menuju mengejar aktif pengetahuan untuk kesenangan, yang berarti bahwa siswa akan ingin belajar dan akan mencari tahu tentang hal yang menarik bagi mereka hanya karena menyenangkan untuk melakukannya.
Maria Montessori mulai mengembangkan apa yang sekarang dikenal sebagai metode pendidikan Montessori pada awal abad kedua puluh.

Metode Montessori berfokus pada hubungan antara anak, orang dewasa, dan lingkungan. Anak ini dipandang sebagai individu dalam pembangunan. Sistem Montessori memiliki gagasan yang tersirat tentang membiarkan anak menjadi apa yang anak akan secara alami. Montessori percaya bahwa sistem pendidikan standar menyebabkan anak kehilangan banyak sifat kekanak-kanakan, beberapa di antaranya dianggap kebajikan. Dalam Loeffler's Montessori dalam budaya Amerika kontemporer, LOEFFLER menyatakan bahwa "di antara sifat yang menghilang tidak hanya untidiness, ketidaktaatan, kemalasan, keserakahan, egoisme, pertengkaran, dan ketidakstabilan, tetapi juga yang disebut ' imajinasi kreatif ', kegembiraan dalam cerita, lampiran untuk individu, bermain, tunduk dan sebagainya ". Karena hilangnya anak, sistem Montessori bekerja untuk memungkinkan anak untuk secara alami mengembangkan kepercayaan diri serta kemampuan dan kesediaan untuk secara aktif mencari pengetahuan dan menemukan solusi unik untuk masalah dengan berpikir kreatif. Perbedaan lain yang penting dalam bagaimana anak belajar dalam sistem Montessori adalah bahwa dalam sistem Montessori seorang anak tidak memiliki slot waktu yang ditentukan untuk melakukan tugas. Sebaliknya anak diperbolehkan untuk melakukan tugas selama ia inginkan. Hal ini menyebabkan anak memiliki kapasitas yang lebih baik untuk berkonsentrasi dan fokus pada satu tugas untuk jangka waktu yang lama daripada anak dalam sistem pendidikan standar.

Sistem pendidikan di Amerika Serikat, terutama dari sekolah dasar sampai akhir sekolah tinggi, hampir identik dengan pendekatan perbankan untuk pendidikan bahwa Freire dijelaskan. Selama sekolah tinggi sebagian besar dari apa yang siswa lakukan adalah duduk di kelas dan mencatat. Mereka kemudian dinilai pada seberapa baik mereka menyelesaikan pekerjaan rumah dan proyek dan akhirnya mereka diuji untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mereproduksi atau menggunakan pengetahuan yang diajarkan. Sebagian besar waktu siswa hanya reseptor informasi dan mereka tidak mengambil bagian dalam penciptaan pengetahuan. Cara lain di mana sistem pendidikan AS praktis identik dengan sistem perbankan pendidikan adalah sistem penilaian. Nilai siswa sebagian besar mencerminkan seberapa banyak mereka mematuhi ide guru dan berapa banyak mereka bersedia mengikuti arah. Nilai mencerminkan tunduk pada otoritas dan kemauan untuk melakukan apa yang dikatakan lebih dari mereka mencerminkan kecerdasan seseorang, minat di kelas, atau pemahaman tentang materi yang sedang diajarkan. Misalnya, dalam sebuah kelas pemerintah di Amerika Serikat seorang mahasiswa yang tidak setuju bahwa demokrasi perwakilan lebih unggul dari bentuk lain pemerintah akan melakukan lebih buruk daripada mahasiswa yang hanya menerima bahwa demokrasi perwakilan lebih baik daripada langsung demokrasi, sosialisme, komunisme, atau bentuk lain dari sistem sosial. Sistem pendidikan AS menghargai mereka yang setuju dengan apa yang diajarkan dan menghukum mereka yang tidak.

Selain itu, siswa enggan mempertanyakan dan melakukan pemikiran mereka sendiri. Karena sifat berulang dan hambar dari sistem pendidikan kita, kebanyakan siswa tidak menyukai sekolah tinggi, dan jika mereka melakukannya dengan baik pada pekerjaan mereka, itu hanya untuk tujuan mendapatkan nilai sebagai lawan untuk belajar atau mengeksplorasi ide baru.

Metode Montessori menganjurkan pengajaran berbasis anak, membiarkan siswa menguasai pendidikan mereka sendiri. Dalam E. M berdiri revolusi Montessori dalam pendidikan, berdiri mengatakan bahwa metode Montessori "adalah sebuah metode yang didasarkan pada prinsip kebebasan dalam lingkungan yang disiapkan " (5). Studi yang dilakukan pada dua kelompok siswa dari usia 6 dan 12 membandingkan mereka yang belajar di Montessori kepada mereka yang belajar di lingkungan sekolah standar menunjukkan bahwa meskipun sistem Montessori tidak memiliki sistem penilaian dan tidak ada beban kerja wajib, itu juga sebagai s sistem tandard dalam bahasa Inggris dan ilmu sosial; Tapi siswa Montessori melakukan jauh lebih baik dalam matematika, ilmu pengetahuan, dan pemecahan masalah. Sistem Montessori memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplorasi minat dan keingintahuan mereka secara bebas. Karena ini sistem Montessori mendorong siswa menuju mengejar aktif pengetahuan untuk kesenangan, yang berarti bahwa siswa akan ingin belajar dan akan mencari tahu tentang hal yang menarik bagi mereka hanya karena menyenangkan untuk melakukannya.
Maria Montessori mulai mengembangkan apa yang sekarang dikenal sebagai metode pendidikan Montessori pada awal abad kedua puluh.

Metode Montessori berfokus pada hubungan antara anak, orang dewasa, dan lingkungan. Anak ini dipandang sebagai individu dalam pembangunan. Sistem Montessori memiliki gagasan yang tersirat tentang membiarkan anak menjadi apa yang anak akan secara alami. Montessori percaya bahwa sistem pendidikan standar menyebabkan anak kehilangan banyak sifat kekanak-kanakan, beberapa di antaranya dianggap kebajikan. Dalam Loeffler's Montessori dalam budaya Amerika kontemporer, LOEFFLER menyatakan bahwa "di antara sifat yang menghilang tidak hanya untidiness, ketidaktaatan, kemalasan, keserakahan, egoisme, pertengkaran, dan ketidakstabilan, tetapi juga yang disebut ' imajinasi kreatif ', kegembiraan dalam cerita, lampiran untuk individu, bermain, tunduk dan sebagainya ". Karena hilangnya anak, sistem Montessori bekerja untuk memungkinkan anak untuk secara alami mengembangkan kepercayaan diri serta kemampuan dan kesediaan untuk secara aktif mencari pengetahuan dan menemukan solusi unik untuk masalah dengan berpikir kreatif. Perbedaan lain yang penting dalam bagaimana anak belajar dalam sistem Montessori adalah bahwa dalam sistem Montessori seorang anak tidak memiliki slot waktu yang ditentukan untuk melakukan tugas. Sebaliknya anak diperbolehkan untuk melakukan tugas selama ia inginkan. Hal ini menyebabkan anak memiliki kapasitas yang lebih baik untuk berkonsentrasi dan fokus pada satu tugas untuk jangka waktu yang lama daripada anak dalam sistem pendidikan standar.

Montessori mengkritik metode standar pendidikan sangat. Selain melihatnya sebagai tidak efisien dan usang, Montessori, seperti Freire, percaya bahwa itu adalah menindas para siswa. Dalam bukunya metode Montessori, Montessori menulis, "prinsip perbudakan masih meliputi pedagogi, dan karena itu, prinsip yang sama meliputi sekolah " (16). Montessori kemudian melanjutkan untuk menggambarkan sebuah contoh sederhana yang menggambarkan maksudnya. Dia berbicara tentang bagaimana kursi dirancang khusus untuk ruang kelas. Ini kursi kelas, Montessori posits, dibuat untuk membatasi sebanyak mungkin gerakan, memaksa anak untuk melihat ke depan ke arah guru, dan membuat mereka sebagai terlihat mungkin bagi guru sehingga anak selalu merasa seperti mereka sedang diawasi dan harus berperilaku dengan baik.

Montessori melihat metode standar pendidikan sebagai model antagonis di mana guru pada dasarnya memerangi siswa, terus-menerus berusaha untuk mengendalikan dia dan menekan perilaku kekanak-kanakan ketika mencoba untuk memaksa memberinya pengetahuan bahwa siswa tidak tidak mau. Meskipun banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa metode Montessori lebih efektif dan manusiawi daripada metode standar, dan meskipun lebih dari 100 tahun telah berlalu sejak diperkenalkan ke Amerika Serikat, sangat sedikit telah berubah dalam cara anak dididik di sini.

Dalam pedagogi kaum ditindas, Freire mengatakan bahwa pendidikan digunakan sebagai alat untuk memanipulasi dan mengendalikan massa. Dia mengusulkan bahwa sistem perbankan pendidikan yang ada dan tetap tidak karena efektivitas untuk mendapatkan siswa untuk belajar, tetapi lebih efektivitas pada anak indoktrinasi menjadi percaya sesuatu yang orang yang mengendalikan sekolah ingin mereka untuk Percaya. Ini menuntun pada sebuah pertanyaan penting. Apa yang lebih penting bagi Amerika Serikat: bahwa anak tumbuh mampu berpikir untuk diri mereka sendiri, atau bahwa mereka tumbuh percaya apa yang orang lain anggap benar? Di sini, terutama di sekolah menengah umum, ada penekanan kuat pada nasionalisme dan banyak ide diajarkan sebagai inheren inferior kepada orang lain. Sebagai contoh, tidak hanya diajarkan di sekolah bahwa kapitalisme lebih baik dan lebih manusiawi daripada, misalnya, sosialisme dan komunisme, melainkan siswa juga diajarkan untuk takut konsep ini dan untuk takut ide yang sangat mempertanyakan atau berpikir tentang struktur sosial Selain kapitalisme dan model ekonomi selain pasar bebas. Selain itu, guru sering mempromosikan penggambaran palsu Amerika Serikat sebagai pahlawan dan polisi dari seluruh dunia. Sistem pendidikan AS tidak dimaksudkan untuk membebaskan siswa dan mengilhami mereka untuk mencari pengetahuan, melainkan dimaksudkan untuk menjaga mereka sejalan dan digunakan sebagai alat untuk membentuk semacam orang yang berpikir hanya sejauh diterima secara sosial. Berapa banyak sistem pendidikan kita dimanipulasi oleh kepentingan orang yang mengendalikan itu dipertanyakan. Namun, jelas bahwa apakah sistem pendidikan kita sedang digunakan untuk mengendalikan massa, hal ini cocok dengan baik untuk melakukannya dan dapat digunakan untuk bergoyang pendapat orang dan menekan ide yang mungkin bertentangan dengan pendirian.


https://s.id/60izC
https://pin.it/urwcmbfo2de23d
https://www.plurk.com/p/nfa55v
https://www.scoop.it/topic/education-by-sekolahkampus/p/4109327661/2019/07/29/pendidikan-dan-individu-yang-lengkap
https://sekolahkampus.id
https://www.tipsandtrik.id
https://www.cakraimers.com
https://carijasa.website



Pendidikan adalah jalan sejati menuju sukses



Pemerintah memiliki peran besar dalam memberikan pendidikan yang tepat kepada warga negaranya. Pakistan telah mengalami sejumlah perubahan sejak 1980-an. Perubahan kebijakan baru-baru ini perlahan-lahan membentuk bangsa, sehingga terlihat lebih dan lebih seperti bangsa Barat yang merangkul "Americanization. " Pakistan dengan cepat kehilangan status sosial demokratis. Sayangnya, yang disebut restrukturisasi ekonomi yang saat ini sedang berlangsung adalah memiliki efek samping pada sistem sekolah Pakistan dan murid-muridnya juga. Dengan menganalisis perubahan yang dibuat pada sistem pendidikan Pakistan, kita dapat melacak tingkat pertumbuhan neoliberalisme di negara ini. Privatisasi pendidikan berarti mentransfer uang pembayar pajak yang ditujukan untuk pendidikan umum untuk kemewahan pemerintah, korporasi, dan/atau individu bukan untuk sekolah umum, perguruan tinggi, dan Universitas. Bagi masyarakat miskin dan kelas menengah, untuk memiliki akses dalam pendidikan yang tepat, pendidikan fasilitas gratis pemerintah yang paling vital; harus tersedia.

Hal ini tak terbantahkan bahwa manusia biasa menciptakan pemerintah. Pemerintah ada untuk menjamin dan melindungi kehendak rakyat. Sebaliknya, melawan kehendak kita, hampir semua biaya hidup kita termasuk biaya pendidikan sekarang terang-terangan dicurangi kami. Sebuah persentase besar pajak kita akhirnya berakhir di saku politisi. Pengalaman masa lalu sekitar lima tahun membuktikan bahwa uang pajak kita tidak akan ke dalam komunitas kita; itu akan masuk ke kantong miliarder yang disebut pemimpin kita-itu adalah cabul. Elit penguasa kita telah merancang sebuah kudeta keuangan dan telah membawa Perang ke depan pintu kami; mereka telah meluncurkan perang untuk menghilangkan Pakistan tengah dan kelas bawah. Mereka telah merampas rakyat mendapatkan pendidikan berkualitas terjangkau. Swasta dan keuangan mandiri lembaga publik memiliki biaya tinggi sehingga orang miskin tidak mampu biaya yang. Pendidikan swasta atau pembiayaan diri tidak lain hanyalah membuat negara kita kembali karena tidak hanya orang kaya, yang mampu, tetapi juga kelas yang lebih rendah dan keluarga kelas menengah juga memiliki anak cemerlang dan mereka ingin belajar lebih lanjut dalam lembaga yang baik tetapi keuangan masalah menciptakan banyak stres pada mereka, siswa mendapatkan banyak stres, dan kadang-terkadang membuat mereka begitu putus asa sehingga mereka berpikir untuk bunuh diri sehingga yang kehilangan bakat? Para pemimpin kita, negara kita!

Keadaan sistem pendidikan Pakistan mulai berubah dan akhirnya runtuh setelah 1980-an. Jadi disebut reformasi telah secara dramatis mengubah sistem pendidikan Pakistan, baik dari perspektif ekonomi dan pedagogis. Ada tanda yang jelas bahwa pendidikan berkualitas terjangkau di Pakistan berada di bawah ancaman. Sistem pendidikan Pakistan telah menjadi korban globalisasi Neo-liberal. Neo-liberalisme telah menganggap lembaga pendidikan lebih sebagai pertukaran komoditas dan badan komersial daripada sebagai lembaga akademik sakral atau sarana integrasi sosial dan nasional.

Secara umum diterima bahwa tingkat pendidikan masing-masing negara memiliki hubungan langsung dengan perkembangannya; karena banyak orang memiliki akses ke pendidikan, negara memiliki lebih banyak kesempatan untuk tumbuh. Oleh karena itu pemerintah harus menghabiskan bagian penting dari anggaran untuk menyediakan tingkat pendidikan yang baik bagi rakyatnya. Dengan bantuan pemerintah, lembaga publik harus mempromosikan akses, keterjangkauan dan pencapaian pendidikan termasuk pendidikan tinggi dengan cara kekangan biaya, memberikan nilai bagi keluarga miskin, dan mempersiapkan siswa dengan pendidikan berkualitas tinggi untuk berhasil dalam karier mereka. Siswa yang lebih pekerja keras harus dilengkapi dengan tembakan yang adil di mengejar pendidikan tinggi, karena pendidikan bukanlah sebuah kemewahan: itu adalah keharusan ekonomi bahwa setiap pekerja keras dan bertanggung jawab siswa harus mampu membayar.

Sistem pendidikan saat ini sedang dirumuskan hanya untuk memenuhi tuntutan pemerintah untuk memenuhi agenda Neo-liberal. Para pemimpin politik telah mampu lolos dengan perubahan ini. Kualitas pendidikan akan turun, siswa merasakan tekanan untuk mendapatkan nilai dan guru yang tersisa untuk berurusan dengan ambiguitas dan ketidakpastian tentang bagaimana mencapai tujuan dan standar yang ditetapkan oleh negara. Hal ini memiliki konsekuensi negatif pada sistem pendidikan di Pakistan, yang berdampak siswa, guru dan masyarakat. Para pendidik dan pemerintah telah melakukan apa-apa untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan Pakistan.

Kebenaran pahit adalah elit politik korup kita tidak ingin orang biasa mendapatkan pendidikan kelas dunia. Pemerintah PPP keluar secara sistematis menghapus prestasi HEC dan menghancurkannya dalam istilah mutlak. Masyarakat miskin lebih terpinggirkan setelah pendidikan dikomersialisasikan. Anak kami ingin pendidikan tetapi mereka gagal untuk mengatasi di Universitas karena semuanya berada di luar jangkauan untuk menengah dan bawah siswa kelas menengah. Pakistan membutuhkan orang berpendidikan tinggi untuk berurusan dengan dinamika politik yang berkembang yang menang-kita tidak boleh melihat kemungkinan outsourcing pengambilan keputusan untuk kekuatan eksternal hanya karena kita tidak memiliki orang yang cukup berpendidikan untuk menyusun strategi Kebijakan Pakistan. Untuk mencapai tujuan ini harus ada pendidikan tinggi terjangkau di tempat. Pemerintah juga harus mengarahkan usahanya menuju desa. Ini harus membuka lebih banyak sekolah dan mempekerjakan lebih banyak guru.

Pembukaan sekolah tidak berarti mendirikan bangunan mahal dan mempekerjakan tentara yang tidak bersedia guru yang tidak cocok untuk melakukan apa yang mereka diminta untuk melakukan, seperti yang telah terjadi selama lima tahun terakhir. Hanya staf yang berdedikasi berdasarkan Jasa dapat membuat impian pendidikan untuk semua kenyataan. Pemerintah harus memberikan beasiswa kepada siswa yang brilian. Pemerintah harus berkomitmen untuk menempatkan pendidikan yang baik dalam jangkauan semua orang yang bersedia bekerja untuk itu membantu membangun kelas menengah Pakistan yang kuat. Peluang pembangunan yang sama untuk semua anak selama periode pertumbuhan harus menjadi tujuan pemerintah. Warga yang sehat dan berpendidikan adalah penggerak produktivitas suatu bangsa; pemerintah harus berinvestasi pada hal ini bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan optimal mereka. Kami percaya pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa dana yang cukup tersedia untuk sektor pendidikan. Dengan berinvestasi di bidang pendidikan, pemerintah akan berinvestasi dalam kisah keberhasilannya sendiri dalam pengembangan sumber daya manusia.


https://s.id/60izC
https://pin.it/urwcmbfo2de23d
https://www.plurk.com/p/nfa55v
https://www.scoop.it/topic/education-by-sekolahkampus/p/4109327661/2019/07/29/pendidikan-dan-individu-yang-lengkap
https://sekolahkampus.id
https://www.tipsandtrik.id
https://www.cakraimers.com
https://carijasa.website

Pendidikan dan individu yang lengkap





Pendidikan adalah sesuatu yang banyak telah mengatakan banyak tentang. Sebagian besar ini adalah kompleks atau samar. Pertimbangkan filsuf Yunani Aristoteles mengatakan bahwa pendidikan adalah ' sebuah hiasan dalam kemakmuran ' dan ' perlindungan dalam kesulitan '. Ada banyak sekali upaya untuk menjelaskan Deskripsi ini, tetapi tidak ada yang cukup berhasil dalam memuaskan keingintahuan saya. Atau, ini adalah apa yang Inggris esayis Joseph Addison katakan pada pendidikan: apa patung adalah untuk sebuah blok marmer, pendidikan adalah jiwa manusia. Ini juga, memiliki banyak penjelasan dan elaborasi. Tapi apakah itu benar-benar memberitahu kami apa pendidikan? Apakah itu memberi tahu kita mengapa kita membutuhkan pendidikan? Tidak juga, karena konsep jiwa adalah, sampai tanggal, sebuah area bayangan. Jadi bagaimana kita dapat mulai memahami apa yang semua orang klaim adalah penting untuk hidup sekarang ini? Sederhananya, pendidikan adalah proses pelatihan pikiran kita sehingga kita dapat menerapkannya dalam bidang pilihan kita: Itulah sebabnya kita memiliki pendidikan bukan sebagai satu kesatuan mulus, tetapi secara keseluruhan terdiri dari berbagai divisi: pendidikan musik , pendidikan ilmiah dan teknologi, pendidikan seni, bahkan guru pendidikan!

Pendidikan dapat dianggap mirip dengan memetik dan memakan buah. Memilih buah tertentu pada pohon itu mirip dengan memilih lapangan untuk mendapatkan pendidikan. Ketika kita menggigit ke dalamnya, kita mendapatkan rasa pertama kita subjek. Ketika kami mengunyah bagian gigitan, kita mulai memahami berbagai aspek-selera, tekstur, seluk-beluk dan kompleksitas itu-dan ketika kita siap untuk beralih ke bagian berikutnya, kita menelan apa yang kita telah berasimilasi sejauh sehingga dapat digunakan untuk lebih lanjut appli Kation. Pohon kita mendapatkan buah dari adalah seluruh tubuh para pemikir masa lalu ' ajaran dan suara yang memberitahu kita yang buah untuk memilih adalah penerjemah dari pengetahuan: guru.

Sepanjang kursus seumur hidup pendidikan (tidak, itu tidak seperti sekolah atau perguruan tinggi yang berakhir setelah jangka waktu yang tetap), kita bisa tahu tentang hal yang selalu, masih berada dan selalu akan berada di sekitar kita, menunggu untuk diakui dan diakui. Cahaya memainkan peran sentral dalam pendidikan-baik secara harfiah dan metaforis-untuk input visual yang terbaik dipelajari dan tanpa cahaya-dari matahari atau listrik-kita akan kehilangan seluruh dunia pengetahuan. Bahkan, ini adalah di mana frase seperti ' cahaya pengetahuan ', ' melemparkan cahaya pada masalah ', ' disimpan dalam gelap ' dan sebagainya berasal dari.

Anda mungkin berpikir, bagaimana kita dapat mempersempit bidang pengetahuan yang tak terbatas untuk memilih apa yang akan kita perlukan atau ingin tahu? Di sinilah bagian ' melatih pikiran ' masuk. Pikiran, sebagai Psikologi memberitahu kita, adalah pusat dari Fakultas kognitif yang memungkinkan kesadaran, pemikiran, persepsi dan penilaian. Ini adalah dapur untuk informasi yang kami peroleh, di mana kita dapat musim dan mempersiapkan bit dan potongan data ke dalam pengetahuan yang komprehensif. Seperti dapur yang baik, pikiran memiliki kemampuan tak terbatas (yang sering alasan untuk kebingungan di antara kita pemuda ketika datang untuk memutuskan bidang tertentu untuk ' mengkhususkan diri dalam ' untuk pendidikan tinggi) dan karena itu perlu dilatih untuk membuat pilihan ini lebih jelas karena setiap koki yang baik perlu tahu apa yang harus atau tidak digunakan untuk hidangan. Sayangnya, dunia yang kita hidup tidak memungkinkan kita untuk bereksperimen dengan kemampuan kita tanpa dikucilkan atau dikurangi menjadi penury. Dengan demikian kebutuhan untuk spesialisasi. Dan dengan demikian kebutuhan untuk pendidikan.

Pertanyaan lain yang jelas adalah: bagaimana kita bisa mendapatkan pendidikan? Lebih mudah untuk menggunakan metafora dan analogi ketika menjelaskan sesuatu seperti ini, tetapi paralel di dunia nyata kadang sulit untuk diberikan. Satu jawaban bisa menjadi sekolah, perguruan tinggi atau universitas. Ada juga cara lain untuk secara formal mendapatkan pendidikan. Seperti home-schooling, pembelajaran jarak jauh dll. Semua ini memberikan kita sebuah forum untuk bertukar pengetahuan-di mana kita dapat memperoleh serta memberi. Ini adalah bentuk pendidikan yang dipandu dan dibatasi, terutama dalam skenario India. Sulit untuk menemukan sekolah yang baik di mana kita dapat menyesuaikan pendidikan kita sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita. Sering kali, kita gagal untuk memanfaatkan kesempatan bahkan jika dalam jangkauan kita. Tekanan teman sebaya, keinginan orang tua dan penatua kita, tingkah dan harapan dan kecenderungan masyarakat semua berperan dalam mempengaruhi kita. Dan ini sangat sering memiliki efek buruk dengan siswa yang tidak mampu mengatasi dengan input kontradiksi dan Tekuk di bawah tekanan gabungan. Sistem pendidikan di mana siswa dapat memenuhi keinginan mereka dan tidak tunduk pada kecenderungan sementara diperlukan untuk pengembangan yang tepat dan realisasi potensi penuh seseorang. Sebuah contoh bagaimana hal ini dapat membantu bisa menjadi penyair Inggris terkenal John Keats. Dilatih untuk menjadi seorang dokter, Keats meninggalkan izin Apothecary-nya untuk mengikuti keinginannya, akhirnya menciptakan jalan bagi dirinya sendiri sehingga tidak ada orang lain yang cukup mampu untuk mencocokkan.

https://s.id/60izC
https://pin.it/urwcmbfo2de23d
https://www.plurk.com/p/nfa55v
https://www.scoop.it/topic/education-by-sekolahkampus/p/4109327661/2019/07/29/pendidikan-dan-individu-yang-lengkap
https://sekolahkampus.id
https://www.tipsandtrik.id
https://www.cakraimers.com
https://carijasa.website

ITB Mewisuda 1.760 Wisudawan pada Wisuda Juli 2019



Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Sidang Terbuka Wisuda Ketiga ITB Tahun Akademik 2018/2019 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jumat (19/7/2019). Pada sidang tersingkap tersebut, Rektor ITB mewisuda sejumlah 1.760 wisudawan dari Program Sarjana, Magister, dan Doktor.

Wisuda dilakukan tiga sesi sekitar dua hari, yakni tanggal 19 dan 20 Juli 2019 dengan jumlah wisudawan Program Sarjana sejumlah 1.148 orang, wisudawan Program Magister sejumlah 575 orang, dan wisudawan Program Doktor sejumlah 37 orang.

Untuk Program Sarjana FITB, FSRD, FTMD, FTSL, SAPPK, dan SITH, prosesi wisuda diadakan pada Jumat 19 Juli, dan selanjutnya di hari kedua, Sabtu, 20 Juli 2019 akan dilakukan dua sesi wisuda. Sesi pagi ialah wisuda untuk Program Sarjana FMIPA, FTTM, FTI, SBM, SF, dan STEI sementara sesi siang diadakan untuk program Magister dan Doktor semua Fakultas/Sekolah.

Pada wisuda kali ini, Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., menyerahkan sambutan tentang Peran ITB dalam Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana guna Membangun Budaya Tangguh Bencana. Seperti diketahui, negara Indonesia tidak melulu kaya bakal sumber daya alamnya tetapi pun mempunyai potensi bakal sumber-sumber ancaman sekian banyak  bencana.

"Mengingat negara yang anda cintai terletak di distrik yang kaya bakal sumber daya alam namun pun rawan terhadap ancaman bencana alam, maka sangat diperlukan keterlibatan seluruh elemen pemangku kepentingan dalam memenuhi gap dalam upaya pengurangan risiko bencana yang ada," ujar rektor dalam siaran pers ITB, Jumat.

Dijelaskan Rektor, sekian banyak  kejadian bencana yang melanda Indonesia adalahtantangan tersendiri untuk ITB sebagai pijakan dalam menyusun kepandaian dan arah penelitian. ITB sudah merancang advanced technology guna dapat menuntaskan tantangan antara beda dengan memutuskan infrastruktur, mitigasi bencana, dan kewilayah menjadi salah satu konsentrasi dan kegiatan riset.

Beberapa riset yang telah dilaksanakan ITB antara beda berupa identifikasi, analisis dan pemetaan bahaya geologi (gempa bumi, tanah longsor, gunung berapi, dan tsunami) dan bahaya hidro-meteorologi (banjir, kekeringan, angin ribut, penambahan tinggi permukaan laut).

Selanjutnya juga dilaksanakan penelitian yang mempunyai sifat hard science hingga dengan kajian-kajian soft science berupa kajian kerentanan dan risiko, kajian kerusakan/pemetaan, serta perumusan rencana tindak mitigasi risiko bencana yang lebih mempunyai sifat praktis dan gampang diimplementasikan.

"Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh laboratorium dan pusat-pusat riset yang terdapat di ITB dengan tujuan mempercepat keterampilan ITB dalam menghasilkan karya-karya penelitian yang unggul," kata Rektor.

Pada wisuda kali ini, ITB pun mewisuda sejumlah 21 mahasiswa internasional dari sekian banyak  program studi dan berasal dari 15 negara yakni Cambodia, Cina, Czechia, Ethiopia, Madagaskar, Malaysia, Myanmar, Laos, Libya, Pakistan, Rwanda, Timor Leste, Uganda, United Republik of Tanzania, dan Vietnam. "Suatu kebesaran dan kebahagian untuk ITB sebab dapat berbagi ilmu dan pengetahuan untuk para mahasiswa internasional," ucap Rektor.

Kepada semua wisudawan, rektor berpesan, di manapun bakal berkiprah dan berkarya, hendaklah siap menjadi inovator dan pelopor pengembangan, menjadi lokasi bertanya, dan siap guna memajukan pembangunan dan penambahan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan tanah air. "Jangan harapkan hasil yang secara instan, rencanakan dan jalani semuanya dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Tentu bakal ada rintangan, tantangan, namun teruslah berjuang dan tidak boleh lupa berdoa," pesannya. Jo